Selasa, 04 Juni 2013

JADILAH ORANG YANG BRIGHT

Bright menurut bahasa yaitu terang. Kata bright pada kesempatan kali ini digunakan sebagai karakter seseorang yang dekat dengan kesuksesan.
Yang dimaksud dengan “BRIGHT PEOPLE” adalah orang-orang yang mempunyai pola pikir sukses , tidak pernah berputus asa, berfikiran positif akan sesuatu hal dan selalu memikirkan resiko dalam mengambil suatu keputusan.
Dilihat dari 2 sisi yaitu secara SDM (Sumber Daya Manusia) dan secara Organisasi.

Ada 3 cara bagaimana kita bisa menjadi “bright people” yaitu :

1. Paradigma. Sukses tidak harus dicari, sukses akan datang dengan sendirinya saat kita merasakan kebahagiaan. Sukses itu selalu hadir di setiap detik kita, hanya orang bodoh saja yang tidak memanfaatkan kesempatan itu dengan baik. Dalam mengatur waktu, kita harus benar-benar disiplin agar tidak membuang-buang waktu. Cara pandang kita akan mempengaruhi pola pikir kita tentunya. So, selalu berfikirlah yang positif dan buanglah negatifnya. Agar hati tenang, dan tidak selalu berprasangka buruk ke orang lain.
2. Kompetensi

  • Brain ( intellectual capital). Di dalam intellectual capital terdapat keterampilan dan kemampuan yang dimiliki setiap manusia, dan memiliki kapasitasnya masing-masing. Berani mengambil keputusan serta memikirkan efek jangka panjangnya.
  • Right ( Spiritual capital). Yang berhubungan dengan emotional manusia, selalu berbicara mengenai kebenaran dan di proses olah otak kanan kita secara langsung.
  • Talent ( passion). Bagaimana kita bisa mengenal diri kita sendiri melalui minat dan bakat yang kita miliki. Mengenal kapasitas diri sendiri, dan mempunyai beban dari diri sendiri bukan dari orang lain.
3. Behaviour. Tingkah laku atau prilaku. Orang bright people adalah orang-orang yang memberi “giving” selalu memberi penerangan, memberi manfaat bagi orang lain tanpa mengharapkan sesuatu timbal balik yang ingin didapatkannya. Semakin terang cahaya tersebut artinya semakin banyak “kebaikan” yang diberikan tanpa pamrih.

Jadilah orang yang bermanfaat, selalu dibutuhkan, dan mempunyai nilai lebih di dalam kehidupan. Teranglah seterang cahaya lampu, jika suatu saat kau redup maka disitulah awal kamu akan jatuh. Timbul fikiran yang negatif dan akan menimbulkan konflik. Setiap detik sangat berharga janganlah menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Senin, 27 Mei 2013

KEKUASAAN DAN POLITIK


Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang apa itu kekuasaan dan politik. Dua kata tersebut ada dalam kehidupan berorganisasi dan pastinya menjadi hal yang lumrah di dunia organisasi. Untuk itu mari kita lebih jauh mengenal kata kekuasaan dan politik.

Kekuasaan

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi dan mendorong orang lain untuk mengikuti kehendak dan kemauannya. Oleh sebab itu terkadang orang memiliki kekuasaan biasanya dihormati bahkan ditakuti. Namun kekuasaan yang baik bukan berarti membuat seseorang jadi ditakuti. Kekuasaan yaitu menjadikan seseorang menjadi orang yang disegani, disenangi, dan selalu dibutuhkan oleh orang lain.

Umumnya kekuasaan biasa disalahgunakan untuk kepentingan pribadi, seperti yang terjadi di negara kita. Para pemimpin yang memiliki kekuasaan bertindak layaknya seorang raja yang dapat mengatur segalanya. Bukan menjadi seorang raja yang bijak namun malah menjadi seorang raja yang menginjak-injak rakyatnya.

Kekuasaan dapat terjadi karena adanya ketergantungan seseorang terhadap orang lain. Seperti yang dibahas diatas, orang yang memiliki kekuasaan biasanya dibutuhkan oleh orang lain. Kekuasaan tidak hanya dimiliki oleh orang yang memiliki jabatan, namun bisa juga dimiliki oleh seorang bawahan atas kemampuan yang dia memiliki yang membuat dia dibutuhkan oleh orang lain bahkan oleh atasannya.

Sumber-sumber/bentuk kekuasaan

Kekuasaan formal
  • Kekuasaan paksaan (coercive power)Merupakan kekuasaan yang berbasis ketakutan/paksaan, karena seseorang memiliki kewenangan untuk menghukum orang lain yang tidak memenuhi kehendaknya. Contohnya kekuasaan seorang polisi.
  • Kekuasaan hadiah (reward power)Merupakan kekuasaan yang berdasarkan pada kemampuan untuk memberikan hadiah yang berharga/bermakna bagi orang lain.
  •  Kekuasaan hukum ( legitimasi power)Merupakan kekuasaan yang diterima karena seseorang memiliki posisi pada hierarki formal.
  • Kekuasaan informasi (information power)Kekuasaan yang berasal dari akses dan ke kendali informasi. Orang yang memiliki kekuasaan informasi sngat dibutuhkan bagi kelompoknya, karena biasanya orang tersebut memiliki informasi tentang rahasia-rahasia kelompoknya/perusahaan.
  • Kekuasaan kharismatikKekuasaan yang diperoleh seseorang karena memiliki karisma tertentu. Ada kalanya orang yang memiliki kekuasaan bukan karena kemampuan/pengetahuannya melainkan karena karisma yang telah dimilikinya yang membuat dia pantas memiliki kekuasaan (menjadi pemimpin).
  • Kekuasaan pakarKekuasaan yang dimiliki sesdeorang karena ia memiliki keahlian tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.
  •  Kekuasaan rujukanKekuasaan yang dimiliki karena mempunyai hubungan dekat dengan orang yang memiliki otoritas lebih tinggi atau lebih keandalan. Hal ini berhubungan denga nepotisme seperti yang pernah terjadi di negara kita ini.

Ada beberapa alasan kebergantungan orang terhadap orang lain/sesuatu :
  • Karena orang tersebut memiliki nilai penting terhadap orang lain.
  • Karena orang tersebut tidak tergantikan oleh orang lain.
  •  Karena kelangkaan.

Faktor-faktor yang memengaruhi kekuasaan :

Faktor internal : kecerdasan, kharisma, adil, tegas, attitude, dll.
faktor eksternal : positioning (jabatan), dan uang (kekayaan).

Dari kedua faktor tersebut, yang paling berperan besar adalah faktor internal. Faktor eksternal hanyalah sebagai atribut.

Politik
Yaitu cara atau proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang sebelumnya sudah dirancang. 

Taktik berpolitik

Ada banyak cara seseorang berpolitik, cara-cara tersebut disebut juga taktik berpolitik. Taktik berpolitik ada juga yang bersifat negatif bahkan dapat merugikan orang lain. Taktik berpolitik diantaranya :
  • Menyalahkan orang lain. Saat seseorang melakukan kesalahan terkadang dia mencari kambing hitam agar dirinya terbebas dari kesalahan tersebut.
  • Lepas tangan. Ada kalanya juga seseorang yang melakukan kesalahan tidak memperdulikan kesalahannya sehingga ia lepas tangan.
  • Bermanis-manis. Taktik seperti ini umum dilakukan oleh banyak orang agar bisa mendapatkan simpati atau bahkan empati dari orang lain. 
  • Meninggalkan tanggung jawab. Sama seperti lepas tangan terhadap tanggung jawab yang dimiliki.
  • Menutup diri. Cara ini biasanya dilakukan oleh orang yang lebih suka ada dibalik layar. Seperti istilah diam-diam menghanyutkan. 
  • Menciptakan konflik. Cara ini cukup jitu untuk mendapatkan respect dari orang lain. Contohnya seseorang menciptakan konflik yang orang lain tidak dapat menanganinya kemudian orang itu datang seolah-olah sebagai pahlawan yang dapat menyelesaikan konflik yang terjadi.
  • Membentuk koalisi. Sudah sangat umum sekali cara ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan lebih banyak dukungan dari koalisi yang dibentuk. 
Manajemen kesan 

Ada beberapa jurus jitu agar orang lain dapat menerima kita di dalam lingkungannya/kelompoknya.
  • Kecocokan. Carilah kecocokan terhadap sesuatu yang dimiliki oleh kelompok/perusahaan yang ada dalam diri kita. Misalnya perusahaan tersebut biasanya mengadakan aktivitas bersepeda dan ternyata kita juga menyukai atau biasanya bersepeda.
  • Dalih. Cara ini biasanya digunakan untuk mencari-cari alasan agar kita tidak dijatuhkan orang lain.
  • Permintaan maaf. Cara ini cukup ampuh untuk kembali membangun kepercayaan yang sempat pudar. Tapi harus diingat, kesalahaan yang diulang-ulang dapat membuat kepercayaan pun hilang tanpa bekas.
  • Bujukan. Sedikit bujukan dapat membuat orang lain mengikuti apa yang ingin kita kehendaki. 
  • Promosi diri. Dalam hal ini, promosikanlah diri kita atas segala kemampuan dan keahlian yang kita miliki agar orang lain percaya bahwa kita adalah orang yang tepat. 
  • Kemurahan. Cara ini sangat jitu dan terbukti menciptakan simpati dan empati orang lain terhadap kita. Ingat!!! Perbuataan baik yang kita lakukan akan berdampak baik pula untuk kita nantinya.
  • Assosiasi. Cara ini lebih kearah formalitas.
Kesimpulan
Dalam dunia organisasi, kekuasaan layaknya sesuatu yang jadi rebutan. Karena setiap orang yang memiliki kekuasaan akan lebih mudah mendapatkan apa yang diinginkan. Dan dalam mewujudkan segala yang diinginkan, dilakukan pula politik yang diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan. Namun berpolitiklah secara sehat dan jangan merugikan orang lain hanya demi kepentingan pribadi.....!!!!

Minggu, 12 Mei 2013

"Kenapa Ada Konflik?"

Melihat judul di atas, sepertinya akan ada banyak jawaban tentang alasan konflik bisa ada di kehidupan. Konflik memang seakan menjadi warna bagi kehidupan kita, bahkan bila hidup tanpa dihiasi konflik rasanya seperti hidup di ruang hampa. Namun kita semua pastinya tidak menginginkan konflik terus melanda hidup ini. Maka dari itu, sebelumnya mari kita pelajari apa sebenarnya pengertian dari konflik itu sendiri.

Pengertian Konflik

Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial individu atau kelompok dimana terjadi ketidakpaduan atau ketidakselarasan antara keinginan akan sesuatu dengan fakta yang terjadi. Contohnya : seseorang yang menginginkan sesuatu namun keadaan yang terjadi tidak sesuai dengan keinginannya. Konflik bisa terjadi di dalam diri sendiri, antar individu, atu bahkan antar kelompok. Tidak satu orang pun yang tidak pernah mengalami konflik, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya kehidupan itu sendiri.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap kehidupan. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di kehidupan. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli :

Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.

Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.

Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

Indonesia Negara Rawan Konflik

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan tingkat pluralitas yang tinggi. Beragamnya suku, budaya dan agama yang dianut masyarakat telah menjadikan Indonesia menjadi negara yang rawan konflik. Empat belas tahun belakangan ini, begitu banyak konflik-konflik yang terjadi baik yang terekspos media maupun tidak. Konflik-konflik yang terjadi seperti konflik Aceh, Ambon, Poso, Sampit, Papua, lampung, Cikeusik, Sampang, dan sebagainya. Lain lagi konflik antar kelompok pelajar, konflik antar geng, konflik antar ormas, dan lain-lain. Konflik-konflik ini merupakan bagian dari krisis multi dimensi yang dihadapi negara dan Bangsa Indonesia.

Konflik-konflik yang terjadi telah menunjukkan kepada semua komponen bangsa bahwa ada sesuatu yang mulai hilang dan dilupakan yaitu Pancasila. Ideologi Pancasila sebagai pilar pemersatu telah rapuh dan menyebabkan struktur pondasi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak sekokoh sebelum era reformasi. Harus diakui bahwa perubahan dari era orde baru ke era reformasi telah merubah semua dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pancasila dianggap sebagai produk orde baru yang syarat dengan kepentingan penguasa. Pancasila pun sekarang mulai enggan untuk disentuh dan cenderung tidak diperdulikan. Pancasila semakin tidak populer serta memudar sehingga Bangsa dan Negara Indonesia mengalami kehilangan jati dirinya.

Kita tahu bahwa salah satu karakter utama bangsa yang berjiwa Pancasila adalah mandiri, menjunjung tinggi toleransi dan suka bergotong royong. Karakter ini sudah sangat sulit dijumpai pada masyarakat Indonesia. Bangsa ini mulai kelihatan kurang mandiri dan sangat tergantung pihak luar. Rasa toleransipun semakin kaku dan sulit menembus batas-batas primordialisme seperti agama, etnis, ras dan golongan. Pancasila tidak lagi menjadi sumber energi dan landasan utama dalam kehidupan masyarakat Indonesia.  Ironi memang, disaat bangsa kita digadang-gadang sebagai bangsa yang sukses menerapkan budaya demokrasi, namun nyatanya demokrasi malah dijadikan alat kebebasan yang menyebabkan terjadinya konflik di Indonesia.

 Sebenarnya siapa dan apa yang salah? Jawabannya adalah kembali kepada diri kita masing-masing. Bangsa yang bijak tidak akan mencari-cari kambing hitam, namun menyadari sendiri bahwa dirinyalah yang salah karena manusia tak ada yang sempurna. Maka dari itulah, sebagai generasi harapan bangsa, kita patut prihatin dan selalu mawas diri terhadap keadaan bangsa kita ini. 

Ayo Maju Generasi Harapan Bangsa!!!




Senin, 06 Mei 2013

Perilaku Kelompok

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai perilaku kelompok. Sebelumnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu yang dimaksud dengan kelompok. Secara umum, kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi & saling bergantungan, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Kelompok dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu kelompok formal dan kelompok informal.

1. Kelompok Formal. 

Diciptakan oleh keputusan manajerial untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh organisasi tersebut. Tuntutan dan proses organisasi mengarah pada pembentukan jenis-jenis kelompok yang berbeda. Khususnya, timbul dua jenis kelompok formal, kelompok pimpinan/komando (command group) dan kelompok tugas (task). contoh dari kelompok formal :

  • Kelompok Komando. Kelompok komando ditetapkan oleh bagan organisasi. Kelompok tersebut terdiri atas bawahan yang melapor langsung kepada seorang penyelia tertentu. Hubungan wewenang antara seorang manajer departemen dengan para penyelia, atau antara seorang perawat senior dengan bawahannya adalah contoh dari kelompok komando.

  • Kelompok tugas. Terdiri dari para karyawan yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau projek tertentu. Sebagai contoh, aktivitas para pegawai administrasi dari suatu perusahaan asuransi jika klaim suatu kecelakaan diajukan, adalah tugas-tugas yang diwajibkan. Aktivitas ini menciptakan suatu situasi di mana beberapa pegawai administrasi harus berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain jika klaim tersebut ingin ditangani dengan pantas. Tugas-tugas yang diwajibkan dan interaksi tersebut memudahkan pembentukan suatu kelompok tugas. Para perawat yang ditugaskan untuk melakukan kewajiban dalam ruang darurat suatu rumah sakit biasanya membentuk suatu kelompok tugas, karena dibutuhkan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mengobati pasien.

2. Kelompok Informal. 

Kelompok informal adalah pengelompokan orang-orang secara alamiah dalam suatu situasi kerja sebagai tanggapan terhadap kebutuhan social. Dengan kata lain kelompok informal tidak muncul sebagai hasil rencana yang disengaja tetapi berkembang secara agak alamiah. Ada dua jenis khusus kelompok informal : kelompok kepentingan dan kelompok persahabatan.

  • Kelompok Kepentingan. Individu-individu yang mungkin tidak menjadi anggota dari kelompok komando atau kelompok tugas yang sama dapat berafiliasi untuk mencapai beberapa sasaran bersama. Pengelompokan bersama para karyawan tersebut merupakan suatu kesatuan barisan menghadapi pimpinan untuk memperoleh manfaat lebih besar. Contoh dari kelompok kepentingan adalah para pelayan restoran atau hotel yang menghimpun semua tip yang mereka terima. Juga, perhatikan bahwa sasaran kelompok semacam itu tidak berkaitan dengan sasaran organisasi tetapi khusus bagi masing-masing kelompok. 

  • Kelompok Persahabatan. Banyak kelompok yang dibentuk karena para anggotanya mempunyai kebersamaan tentang suatu hal, seperti umur, keyakinan politik, atau latar belakang etnis. Kelompok persahabatan ini sering memperluas interaksi dan komunikasi mereka dalam berbagai aktivitas di luar kerja.

Tahap – Tahap Pengembangan Kelompok

Kelompok biasanya berkembang melalui sebuah urutan terstandar dalam evolusi. Model lima tahap perkembangan kelompok (five – stage group – development model) menyebutkan karekteristik tahapan perkembangan kelompok dalam lima tahap yang berbeda, diantaranya:
  1. Tahap Pembentukan (forming), memiliki karakteristik besarnya ketidakpastian atas tujuan, struktur, dan kepimimpinan kelompok tersebut. Para anggotanya “ menguji kedalaman air ” untuk menentukan jenis – jenis perilaku yang dapat diterima. Tahap ini selesai ketika para anggotanya mulai menganggap diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
  2. Tahap timbulnya konflik (storming stage) adalah satu dari konflik intrakelompok. Para anggotanya menerima keberadaan kelompok tersebut, tetapi terdapat penolakan terhadap batasan – batasan yang diterapkan kelompok terhadap setiap individu. Ketika tahap ini selesai, terdapat sebuah hierarki yang relatif jelas atas kepemimpinan dalam kelompok tersebut.
  3. Tahap normalisasi (norming stage) adalah tahap di mana hubungan yang dekat terbentuk dan kelompok tersebut menunjukkan kekohesifan. Dalam tahap ini terbentuk sebuah rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap ini selesai ketika struktur kelompok tersebut menjadi solid dan kelompok telah mengasimilasi serangkaian ekspektasiumum definisi yang benar atas perilaku organisasi.
  4. Tahap berkinerja (performing) adalah tahap di mana struktur telah sepehunya fungsional dan diterima. Energi kelompok telah berpindah dari saling mengenal dan memahami menjadi mengerjakan tugas yang ada.
  5. Tahap pembubaran (adjourning stage). Dalam tahap ini, kelompok tersebut mempersiapkan diri untuk pembubarannya. Kinerja tugas yang tinggi tidak lagi menjadi prioritas tertinggi kelompok. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan untuk menyelesaikan aktivitas – aktivitas. 


Model Perilaku Kelompok


Bagan Model Perilaku Kelompok
1. KONDISI EKSTERNAL. Kondisi Eksternal mencakup :
  • Strategi Keseluruhan Organisasi.
  • Struktur Wewenang4.Peraturan Formal.
  • Sumber Daya6.Proses Seleksi Karyawan.
  • Evaluasi Kinerja & sistem imbalan8.Budaya.
  • Tatanan kerja fisik.
2. SUMBER DAYA ANGGOTA. Sebagian besar potensi tingkat kinerjakelompok bergantung pada sumberdaya yang dibawa masing-masinganggota ke kelompok. Ada 2 sumber daya yang telah menerima perhatian paling besar, yaitu :
  • Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan.
  • Karakteristik kepribadian.
3. STRUKTUR KELOMPOK. Ada enam struktur kelompok, yaitu :
  • Kepemimpinan formal.
  • Peran.
  • Norma.
  • Status.
  • Komposisi.
  • Kepaduan.
4. PROSES KELOMPOK. Proses yang berlanjut di dalam kelompok kerja yaitu :
  • Pola komunikasi yang digunakan oleh anggota untuk pertukaran informasi.
  • Proses keputusan kelompok.
  • Prilaku pemimpin.
  • Dinamika kekuasaan.
  • Interaksi konflik.
5. TUGAS KELOMPOK. Tugas dapat digeneralisasikan sebagai hal yang sederhana/rumit. Tugas rumit adalah tugas yang cenderung baru/tidak rutin, sedangkan Tugas Sederhana adalah tugas rutin. Tugas yang mempunyai ketidakpastian yang lebih tinggi yaitu tugas yang rumit dan independen menuntut lebih banyak pemrosesan informasi. Selanjutnya ini menyebabkan pemrosesan kelompok menjadi lebih penting.

6. KINERJA. Setiap prediksi mengenai kinerja kelompok haruslah dimulai dengan mengenali bahwa kelompok kerja tersebut merupakan bagian dari organisasi yang lebih besar dan bahwa faktor-faktor seperti misalnya, strategi organisasi atau struktur organisasi, dapat memberikan iklim yang menguntungkan/tidak menguntungkan. Sejumlah faktor sruktural menunjukkan hubungannya dengan kinerja, adapun faktor tersebut adalah :
  • Persepsi peran.
  • Norma.
  • Ketidaksetaraan status.
  • Ukuran kelompok.
  • Susunan demografi.
  • Tugas kelompok.
  • Kepaduan.
7. KEPUASAAN. Seperti halnya dengan hubungan persepsi peran dan kinerja, keselarasan yang tinggi antara leader dan bawahan, seperti : persepsi tentang pekerjaan, menunjukkan hubungan yang berarti dengan kepuasan pekerjaan yang tinggi. Sama halnya pula, konflik peran dikaitkan dengan tegangan yang disebabkan pekerjaan dan ketidakpuasan kerja.




Referensi : 

Senin, 29 April 2013

"Nabi Muhammad SAW", Sosok Pemimpin Hebat di Dunia

Untuk mengenal lebih jauh sosok Nabi Muhammad SAW, baiknya kita mengetahui terlebih dahulu biografi beliau. 
  • Nama : Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hashim.
  • Tarikh lahir : Subuh hari Isnin, 12 Rabiulawal bersamaan 20 April 571 Masehi (dikenali sebagai Tahun Gajah; sempena peristiwa tentera bergajah Abrahah yang menyerang kota Kaabah).
  • Tempat lahir : Di rumah Abu Talib, Makkah Al-Mukarramah.
  • Nama bapa : Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hashim.
  • Nama ibu : Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf.
  • Pengasuh pertama : Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba perempuan bapa Rasulullah SAW).
  • Ibu susu pertama : Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab).
  • Ibu susu kedua : Halimah binti Abu Zuaib As-Saadiah (lebih dikenali Halimah As-Saadiah. Suaminya bernama Abu Kabsyah).
Nabi Muhammad saw berasal dari kabilah Quraisy, tepatnya keturunan Hasyim. Ayah beliau adalah Abdullah bin Abdul Muthalib, cucu Hasyim. Ibunda beliau adalah Aminah binti Wahbyang berasal dari keturunan Bani Zuhrah, salah satu kabilah Quraisy. Setelah menikah, Abdullah melakukan pepergian ke Syam. Ketika pulang dari pepergian itu, ia wafat di Madinah dan dikuburkan di kota itu juga. Setelah beberapa bulan dari wafatnya sang ayah berlalu, Nabi pamungkas para nabi lahir di bulan Rabi’ul Awal, tahun 571 Masehi di Makkah, dan dengan kelahirannya itu, dunia menjadi terang-benderang. Sesuai dengan kebiasaan para bangsawan Makkah, ibundanya menyerahkan Muhammad kecil kepada Halimah Sa’diyah dari kabilah Bani Sa’d untuk disusui. Beliau tinggal di rumah Halimah selama empat tahun. Setelah itu, sang ibu mengambilnya kembali. Dengan tujuan untuk berkunjung ke kerabat ayahnya di Madinah, sang ibunda membawanya pergi ke Madinah. Dalam perjalanan pulang ke Makkah, ibundanya wafat dan dikebumikan di Abwa`, sebuah daerah yang terletak antara Makkah dan Madinah. Setelah ibunda beliau wafat, secara bergantian, kakek dan paman beliau, Abdul Muthalib dan Abu Thalib memelihara beliau. Pada usia dua puluh lima tahun, beliau menikah dengan Khadijah yang waktu itu sudah berusia empat puluh tahun. Beliau menjalani hidup bersamanya selama dua puluh lima tahun hingga ia wafat pada usia enam puluh lima tahun. 

Pada usia empat puluh tahun, beliau diutus menjadi nabi oleh Allah. Ia mewahyukan kepada beliau al-Quran yang seluruh manusia dan jin tidak mampu untuk menandinginya. Ia menamakan beliau sebagai pamungkas para nabi dan memujinya karena kemuliaan akhlaknya. Beliau hidup di dunia ini selama enam puluh tiga tahun. Menurut pendapat masyhur, beliau wafat pada hari Senin bulan Shafar 11 Hijriah di Madinah.

Nabi Muhammad SAW adalah seorang hamba Allah yang memiliki akhlak mulia. Sosok kepribadian beliau yang agung merupakan aplikasi dari ajaran Al-Quran. Ibaratnya, beliau adalah Al-Quran yang berjalan. Memang, karena Aisyah ra sendiri menegaskan bahwa akhlak Rasulullah saw adalah Al-Quran. Bahkan Allah swt telah memuji akhlak beliau yang agung sekaligus memberikan rekomendasi bagi manusia sekalian untuk menjadikannya figur teladan dalam kehidupan ini, sebagaimana firman-Nya: “Sesunggguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri tauladan bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah” (Al-Ahzab: 21). Hal ini ditegaskan pula di dalam ayat yang lain mengenai keagungan dan kemuliaan budi pekerti: “Sesunggguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur” (Al-Qalam: 4).

Luar biasa, Predikat dan pujian ini langsung datang dari Allah Swt, karena akhlak beliau yang mulia. Maka tidak heran bila dalam waktu yang relatif singkat, beliau berhasil berdakwah dan menegakkan syariat Islam di muka bumi ini, dengan membawa peradaban Islam yang mulia dan terhormat menggantikan peradaban jahiliah yang hina dan zalim. Inilah rahasia kesuksesan dakwah Rasulullah saw yaitu akhlak mulia.

Dari konteks inilah, tak heran bila Mikhail H Hart, dalam buku fenomenalnya The 100 a Rangking of The Most Influential Persons in History (Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah;1978) menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai pada urutan pertama sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad, Muhammad adalah satu-satunya yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam agama maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran. Suksesnya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW tidak terlepas dari tiga hal yaitu pemimpin yang holistic, accepted dan proven. Muhammad SAW merupakan pemimpin yang holistic karena ia mampu mengembangkan leadership dalam berbagai bidang kehidupan. Kepemimpinannya mampu meresap keberbagai nuansa kehidupan melalui celah-celah yang tanpa disadari oleh manusia yang lain pada saat itu. Kepemimpinannya menjadikan kehidupan masyarakat menjadi akur. Perbedaan agama begitu dihargai. Sistem perpolitikan yang beliau terapkan mampu mengubah tatanan kehidupan masyarakat menjadi bermartabat. Sistem pendidikan dalam masyarakat berubah total. Pendidikan yang diterapkan menjadikan masyarakatnya bermoral dan nampak cerah. Dari segi hukum, Muhammad SAW menjunjung tinggi keadilan. Keadilan tanpa pandang bulu. Seandainya ada keluarganya yang bersalah maka hukumpun tetap diterapkan. Tatanan kehidupan masyarakat benar-benar berubah menjadi lebih baik karena kepemimpinan beliau. Nabi Muhammad seorang pemimpin yang holistic juga terlihat dari strategi pertahanan yang diterapkan dalam masyarakat maupun peperangan. Hampir semua peperangan yang beliau pimpin selalu menang. Keamanan masyarakatnya juga diutamakan. Warga masyarakatnya benar-benar mendapat perlindungan tidak melihat apakah itu muslim maupun non muslim.
Beliau adalah pemimpin yang accepted. Seorang pemimpin yang diterima dan diakui oleh semua masyarakatnya. Bahkan kepemimpinan beliau masih diterima sampai saat ini. Jika terhitung sudah berapa milyar orang yang mengakui kepemimpinannya. Terlepas dari wahyu yang disampaikan, akhlaq beliau juga patut untuk diterima dan dijadikan suri tauladan. Mencari sosok pemimpin yang diakui oleh semua masyarakat saat ini memang bukan hal yang mudah.
Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang proven. Figur pemimpin yang terbukti telah membawa perubahan bagi masyarakat. Kepemimpinan yang selalu berorientasi pada bukti real tidak sekedar kata-kata persuatif. Pemimpin yang berorientasi kedepan. Seperti disinggung sebelumnya bahwasanya sampai saat ini kepemimpinannya masih relevan untuk diterapkan. Oleh sebab itu sangat disayangkan jika kita tidak dapat mengambil hikmah dari kepemimpinan beliau. Inilah pemimpin yang ideal yang tidak hanya memancarkan kesalehan pribadi, tapi juga kesalehan sosial. Nah, bagaimana dengan karakter pemimpin kita saat ini? Sudahkah pemimpin kita menjadikan Rasulullah sebagai panutan dan model kepemimpinan mereka? Kita sangat mendambakan karakter pemimpin ideal seperti Rasulullah SAW dan para khulafaur rasyidin. Tidak ada kata mustahil menjadi seorang pemimpin ideal seperti Rasulullah. Sejarah mencatat bagaimana kepemimpinan para khulafaur rasyidin, Muawiyah, Umar bin Abdul Azis, Harun Ar-Rasyid, Salahuddin Al-ayyubi dan para pemimpin Islam lainnya pada zaman kekhilafan Islamiah, yang telah membawa Islam kepada puncak kejayaan kejayaan dan zaman keemasan. Kuncinya, mereka mencontoh dan menerapkan model kepemimpinan Rasulullah SAW. Al Quran dan Hadits adalah pedoman dalam kehidupan mereka.

Allah SWT memerintahkan kita untuk mengikuti dan mentaati beliau. Selain itu, beliau memang diutus dan dijadikan Allah sebagai sosok figur dan suri tauladan bagi umatnya. Beliau adalah manusia biasa seperti kita, bukan malaikat (QS. Al-Kahfi: 110). Maka tidak ada kata mustahil meneladani beliau. Selama ada kemauan, pasti ada jalan. Setelah melihat deskripsi singkat bagaimana kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan tugasnya menjadi pemimpin. Para khulafaur Rasyidin saja mencontoh Nabi Muhammad SAW. Dan hasilnya mereka semua juga sukses memimpin pada masa kepemerintahannya. Sedangkan Nabi Muhammad SAW berpedoman pada Al Qur’an dan Al Hadist yang merupakan pedoman bagi umat islam sejagad ini.

Untuk membentuk pemimpin yang Ideal dan solid sebaiknya memperbaiki moral para pemimpin tersebut. Sebelum memimpin mereka harus melakukan beberapa ujian untuk melihat seberapa baik moral mereka khususnya untuk memimpin bangsa yang besar ini. Bagi yang beragama islam atau muslim, Al Qur’an dan Al Hadistlah sebagai pedoman untuk mengujinya. Seberapa mereka tahu mengenai sikap dan sifat kepemimpinan yang ada dalam kitab tersebut. Sedangkan bagi yang beragama lain juga begitu, mereka juga harus di sesuaikan dengan kitab yang mereka jadikan panutan. Jadi, dengan mengetahui moral mereka sebelum mereka menjadi pemimpin, hal itu akan memberikan wawasan dan pengetahuan rakyat Indonesia sebelum kita semua menggunakan hak kita dalam pemilihan umum. Setelah menjadi pemimpin nantinya para pemimpin tidak akan menuai protes atas kinerja mereka karena mereka adalah pilihan rakyat Indonesia sendiri. Itulah yang dinamakan demokrasi dalam pemerintahan. Jika ada yang salah dengan kepemimpinannya bukan diprotes dengan melakukan demo, tetapi harus bisa memberikan solusi bagi pemimpin tersebut harus bertindak. Dan pemimpin itu juga harus menerima aspirasi rakyatnya. Bukan semaunya sendiri. Itulah yang dinamakan solid dalam kepemimpinan. “Yang perlu diingat adalah apapun masalahnya, sebagai pemimpin harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku dalam Kitabnya yakni Al-Qur’an dan Al hadist”. Karena itulah yang bisa dinamakan dengan Refleksi dengan Nabi Muhammad SAW.



Referensi :

Antara Kepemimpinan dan Pemimpin

Apa sih yang dimaksud kepemimpinan? Bagaimana pula seseorang bisa dikatakan seorang pemimpin? Sebelum kita jawab pertanyaan tersebut, baiknya kita cari tahu dulu pengertian dari dua buah kata tersebut.

Kepemimpinan

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.

Ada juga definisi kepemimpinan menurut beberapa tokoh :

Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Gaya-gaya kepemimpinan :

  1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
  1. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
  1. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.


Definisi/Pengertian Pemimpin

Setiap manusia pada hakikatnya adalah seorang pemimpin, minimal pemimpin bagi dirinya sendiri. Manusia sebagai pemimpin atau khalifah di bumi sesuai dengan ayat Al-Quran surat Al-Baqarah/2 ayat: 30-33


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلُُ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ {30} وَعَلَّمَ ءَادَمَ الأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَآءِ هَؤُلآءِ إِن كُنتُم صَادِقِينَ {31} قَالُوا سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَآ إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ {32} قَالَ يَآءَادَمُ أَنبِئْهُم بِأَسْمَآئِهِمْ فَلَمَّآ أَنبَأَهُمْ بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ {33}



ARTINYA :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka berkata : “Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku me-ngetahui apa yang tidak Engkau ketahui.” Dia mengajar kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian memaparkannya kepada para malaikat, lalu berfirman : “Sebutkanlah kepadaKu nama-nama benda itu, jika kamu ‘orang-orang’ yang benar.” Mereka berkata : “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Allah berfirman : “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini !” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman : “Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan kamu sembunyikan?”

Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".

Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).

Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
  • Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
  • Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.
  • Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
  • Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Berikut adalah lima cara yang mendasar untuk menjadi seorang pemimpin hebat menurut seorang penulis bernamaVictorino Q. Abrugar :
  1. Jadilah Hebat (Great) bukan sekedar baik (Good). Ada ungkapan mengatakan, “Pemimpin besar/hebat, membuat perbedaan”. Berbeda disini bukan berarti kalau pemimpin lain buruanda harus menjadi baik atau sebaliknya, kalau pemimpn lain baik anda lalu menjadi buruk. Berbeda disini berarti bahwa entah pemimpin lain baik atau buruk Anda harus menjadi pemimpin yang hebat (great). Dan Anda harus tetap hebat sepanjang waktu. Kepemimpinan adalah sebuah transformasi dari yang baik (good) menjadi besar/hebat (great), dari biasa menjadi luar biasa dan bahkan dari normal ke supranormal. Seorang pemimpin dapat mengubah dari baik (good) menjadi besar (besar) dengan berbagai cara berikut ini : berikut:. Dari penerima menjadi pemberi. Dari yang dilayani menjadi yang melayani. Dari pemikir menjadi pengambil keputusan. Dari membayangkan menjadi menciptakan. Dari kompetitif menjadi kooperatif. Dari reaktif menjadi proaktif. Dari hanya tepat waktu (timely) menjadi abadi (timeless). Dari hanya sekedar membangun sistem pengorganisasian yang baik menjadi merancang nilai-nilai dan prinsip-prinsip. Dari hanya merekrut pekerja menjadi merekrut oaring-orang kunci. Dari material menjadi spiritual. Dari memerintah menjadi teladan hidup. Dari mengendalikan orang menjadi mengendalikan diri. Dari tradisi menuju inovasi.
  2. Jadilah seperti matahari. Matahari adalah pusat tata surya. Planet-planet di gugusan tatasurya mengelilingi Matahari dan bergerak disekitar matahari. Yang menarik dari analogi ini adalah matahrai dan palnet-plenet pengikutnya bergerak bersama dalam irama yang harmoni. Analogi ini mengajarkan sesuatu kepada kita bahwa sebuah tim akan menjadi tim yang harmonis dan bergerak bersama kalau ada pemimpin yang kompeten dan bisa diteladani. Itu berarti pula seorang pemimpin harus menjadi inspirator dan penggerak sekaligus. Ia memberdayakan pengikutnya sehingga mereka akhirnya mampu bertumbuh kearah potensi maksimal mereka. Selain itu matahari dengan panasnya juga menjadi sumber penghidupan di jagad raya ini. Ini mengindikasikan seorang pemimpin haruslah juga memperhatikan kehidupan anak buahnya. Ia tidak segan menolong ketika anak buahnya membutuhkan pertolongan. John Maxwell mengingatkan bahwa perhatian seorang pemimpin berbanding lurus dengan loyalitas anak buahnya. Maxwell mengajarkan, “Kalau mau tanganya (loyalitas) sentuh dulu hatinya (perduli dulu).”
  3. Tanamlah pohon bukan rumput. Apa bedanya pohon dengan rumput ? Pohon lama tumbuh tapi lama pula mati (bahkan mungkin abadi karena biji yang jatuh dari pohon itu akan terus tumbuh dan menduplikasi diri). Rumput sebaliknya, cepat tumbuh tapi cepat pula layu. Analogi ini ingin mengajarkan bahwa seorang pemimpin hebat haruslah menciptakan sesuatu yang bersifat tahan lama atau malahan kekal, bukan sesuatu yang temporer. Pemimpin hebat membangun segala sesuatu diatas batu karang bukan pasir. Pemimpin yang buruk selalu berusah cepat “mendapatkan hasil”, tidak perduli entah bagaimana caranya, namun pemimpn hebat tidak demikian. Ia menyadari perlunya proses dalam segala sesuatu. Ia tidak suka “mengkarbit” sesuatu. Ada beberapa contoh bisa disebutkan. Pemimpin perusahaan yang mendorong anak buahnya untuk mencari profit sebesar-besarnya bahkan kaau perlu dengan mencurangi costumer, jelas merupakan contoh pemimpin yang buruk. Pemimpin jenis ini mau serba instan. Atau pemimpin agama yang menggunakan “ancaman ayat-ayat suci“ kepada orang lain agar mau memeluk agama yang dianutnya, jelas contoh lain lagi dari pemimpin yang buruk. Sukses yang dicapai noleh pemimpin tipe rumput itu tidak akan bertahan lama. Secepat kilat melejit, sekejap mata menghilang! Sebaliknya, pemimpin tipe pohon yang bersedia sabar mengikuti proses dengan seksama malahan akan menuai hasil yang lebih baik dan lebih langgeng. Pemimpin tipe ini tidak menerapkan trik tapi prinsip, tidak mengakali tapi mengedukasi, tidak buru-buru tapi sabar.
  4. Berjalan seperti burung merpati berpikir seperti ular. Kitab suci memberi banyak petunjuk dalam hal kepemimpinan. Seorang pemimpin tidak hanya membutuhkan kemampuan intelektual yang mumpuni tetapi juga harus memiliki kerendahan hati dan kesederhanaan. Atau meminjam ayat kitab suci diatas, seorang pemimpin harus berpikir secerdik ular namun sekaligus harus bertindak setulus dan sesederhana layaknya merpati. Kombinasi dari intelektualitas yang tinggi (termasuk di dalamnya keahlian professional) dan kerendahatian yang dalam menjadi jaminan seseorang bisa sampai ke puncak tangga kepemimpinan. Paling tidak hal ini diyakini oleh Jim Collin dalam teori “Five level Leadership-nya”.
  5. Jadilah pengikut dari Allah yang Maha Besar. Pemimpin hebat mematuhi dan hidup menurut hukum Allah, sementara pemimpin buruk memimpin dengan hikmatnya sendiri. Dengan mengikuti hukum-hukum Allah yang kekal, maka seorang pemimpin akan menerapkan prinsip-prinsip yang tidak akan bertentangan dengan moralitas. Dan yang yang pasti, hukum-hukum Allah itu selalu benar dan bersifat universal. Dengan demikian ketika pemimpin hebat menerapkan hukum-hukum itu dalam kepemimpinanya, ia sedang menghadirkan “Kerajaan Allah” dalam realitas Kerajaan dunia yang jahat dan gelap ini.






Referensi : 

Senin, 08 April 2013

Visi Untuk Membangun Negeri

Melihat judul diatas seperti salah satu trademark produk bangunan :)  Mungkin karena bingung mencari judul, akhirnya meminjam trademark orang hehehehehee.... Tapi bukan maksud saya untuk promosi ya :) Baiklah langsung saja ke pembahasan.....

Setiap orang pastinya mengharapkan pekerjaan yang layak setelah lulus dari bangku kuliah. Sebenarnya seperti apa sih kelayakan suatu pekerjaan dimata mahasiswa? Apakah pekerjaan yang layak itu adalah bekerja di suatu perusahaan asing dengan gaji yang tinggi? Atau dengan membuka usaha kecil-kecilan yang menghasilkan keuntungan yang yang tudak seberapa. Jawabannya ada dalam hati kita masing-masing. Umumnya setiap orang memiliki cita-citanya masing-masing, ada yang ingin jadi dokter, jadi pilot, astronot, supir busway, dan lain sebagainya. Tapi, apakah setelah kita memiliki suatu profesi, kita dapat memberikan kontribusi kepada negara kita tercinta ini?

Saat ini sebagian besar warga  lebih memikirkan apa yang mereka dapatkan dari negaranya, padahal negara kita mengharapkan kita yang dapat memberi kepada negara ini. Tragis memang, dilain pihak banyak aksi demo yang memprotes kebijakan pemerintah yang menunjukkan ketidakpuasan atas pemerintahan. Namun apakah mereka yang berdemo memberikan solusi yang lebih baik? Faktanya, aksi-aksi tersebut malah berujung anarkis yang menyebabkan kerusakan. Mungkinkah itu merupakan kontribusi yang diberikan untuk negara? Tapi kenapa harus merusak?

Target atau tujuan hidup seseorang layaknya suatu organisasi yang memiliki visi dan misi. Apakah visi hidup kita hanya berisi tentang keinginan pribadi? Atau mungkin pernah terbesit keinginan untuk memberikan sesuatu untuk orang banyak atau bahkan untuk negara kita tercinta ini? Yang terbaik adalah yang dapat memberikan kebaikan untuk semua.

Kesalahan suatu mindset mungkin menjadi polemik saat ini, banyak orang beranggapan dengan bisa bekerja di suatu pabrik dengan gaji seadanya yang penting cukup, sudah menjadi kepuasan tersendiri. Padahal jika kita melirik sebentar ke negeri Cina, yang sangat berperan dalam membangun negara Cina adalah wiraswasta. Dari mulai usaha mikro sampai usaha makro menjadi kekuatan Cina untuk bersaing di mata dunia. Maka tidak heran kalau di produk apapun terdapat trade mark "Made In China". Sampai-sampai jepitan rambut pun tidak luput dari tulisan tersebut. Apa negara kita bisa seperti Cina? Tidak ada yang mustahil. Dengan beribu kekayaan yang dimiliki negara kita, kita pasti mampu bersaing layaknya Cina. Keberhasilan itu ada di tangan kita, di tangan para generasi harapan bangsa. Jangan membuat negara kita hanya dapat berharap. Buat harapan itu menjadi nyata. Beri motivasi terhadap diri sendiri, bahwa kita bisa berikan yang terbaik untuk negara kita. Karena kitalah agen perubahan, yang memiliki visi untuk membangun negeri.

Semangat Kawan!!!

Senin, 01 April 2013

Antara Proses Dan Hasil Akhir

Setiap manusia pasti memiliki tujuan yang dalam istilah motivasi biasa disebut goal. Dan semua yang memiliki suatu tujuan pastinya menginginkan tujuannya tersebut dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan. Namun, apakah tujuan tersebut dapat langsung dicapai tanpa adanya proses tertentu? Sebagian orang menginginkan jalan pintas untuk menggapai tujuannya. Tuntutan dalam meraih tujuan akhir yang terbaik, memaksa sebagian orang menghalalkan segala cara dalam meraih tujuan akhirnya. Hal tersebut memang sudah menjadi hal yang lumrah, pasalnya setiap manusia lebih berfokus pada hasil akhir yang memuaskan tanpa memperhatikan proses yang terjadi saat pencapaian hasil akhir tersebut. Ini pun menjadi sebuah dilema, khususnya bagi saya dan umumnya bagi semua orang yang dituntut mendapatkan hasil yang terbaik.

Faktanya, penghargaan yang diberikan kepada seseorang yang berprestasi umumnya hanya melihat hasil yang telah dicapai. Contohnya seperti beasiswa pendidikan yang diperuntukan kepada pelajar atau mahasiswa yang mendapatkan IPK terbaik. Apakah si peraih beasiswa tersebut meraih IPK terbaik bengan proses yang baik? Seperti yang saya singgung diawal, tuntutan untuk mendapatkan hasil terbaik dapat membuat seseorang menghalalkan segala cara karena yang dipentingkan adalah hasil akhirnya. Sama seperti seorang mahasiswa yang ingin mendapatkan beasiswa, bisa saja karena tuntutan tersebut membuatnya berbuat curang (cheat).

Selama ini pendidikan identik dengan hasil daripada proses. Padahal yang paling penting justru prosesnya. Proses bisa dimulai saat kita bergerak, mengamati, berpikir, berkreasi, hingga pada akhirnya membuat hasil. Sayangnya selalu hasil akhir yang menjadi pembeda. Andaikan proses lebih di apresiasi daripada hasil, tentu akan banyak kejutan yang terjadi. Lebih banyak kegembiraan daripada perampasan. Memang aneh mengetahui proses pembelajaran menjadi sesuatu yang kurang penting dibandingkan dengan hasil akhir. Mereka lebih suka melihat 1 + 11 x 9 sama dengan 100 daripada berusaha mempertanyakan asal muasal angka 100. Padahal proses mencari angka 100 itulah yang penting, disanalah kita menunjukkan kualitas sejati kita. Jika hanya terpaku pada hasil, angka 100 bukan tidak mungkin didapat dari menyontek pekerjaan orang. Sedangkan bertanya proses akan didapat jawaban berkualitas bahwa terlebih dulu mengalikan 11 dengan 9 lalu hasilnya ditambah 1.

Lebih baik mana: "Mengerjakan sendiri sebuah tugas dengan tangan sendiri tanpa menyontek tetapi mendapat nilai pas-pasan" atau "Menyuruh orang mengerjakan tugas kita agar mendapat nilai sempurna" ?
Biarkan nurani kalian yang menjawab, kesampingkan logika anda. Karena nurani merupakan aspek terlemah dari kualitas individu negara kita.

Hasil akhir adalah pencapaian yang memang mesti kita targetkan. Namun, ketika kita memandang sesuatu kita harus juga melihat proses. Dimana proses itulah yang akan menentukan hasil akhir yang akan di dapatkan. Sebuah proses terus menerus, setia dan tekun, sehingga pada akhirnya bisa mencapai apa yang di inginkan.

Jadi pada intinya kita harus selalu fokus pada hasil akhir namun harus mencintai prosesnya. Jangan di balik, fokus pada proses dan tidak membayangkan hasil akhirnya. Hal itu tidak bisa menyelesaikan apa yang kita lakukan. Tidal ada goal yang bisa di capai karena terpaku pada proses bukan hasil akhirnya.



Senin, 25 Maret 2013

Kepuasan Kerja & Komitmen

Kepuasan Kerja

Kepuasan adalah cermin dari perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan erat dengan sikap dan nilai. Nilai adalah keyakinan dasar yang dimiliki individu yang menjadi dasar perilaku. Sedangkan sikap adalah pernyataan evaluatif tentang suatu objek. Komponen-komponen sikap meliputi kognitif, afektif/perasaan, dan perilaku.

Hubungan sikap dengan perilaku kerja

Sikap (+), maka perilaku kerja :
  • Komitmen tinggi.
  • Produktivitas tinggi.
  • Kepuasan kerja tinggi.
Sikap (-), maka perilaku kerja :
  • Komitmen rendah.
  • Produktivitas rendah.
  • Kepuasan kerja rendah.

Nilai mencakup sesuatu hal yang baik atau buruk, benar atau salah. 

Nilai antar budaya :
  1. Jarak kekuasaan.
  2. Individualisme vs kolektifisme.
  3. Kuantitas hidup vs kualitas hidup.
  4. Orientasi ketidakpastian.
Dimensi nilai budaya menurut "Globe" :
  1. Kebebasan berpendapat.
  2. Orientasi masa depan.
  3. Perbedaan jenis kelamin.
  4. Penghindaran ketidakpastian.
  5. Individual vs kolektif.
  6. Kolektif dalam kelompok.
  7. Orientasi kinerja.
  8. Orientasi kemanusiaan.

Teori Kepuasan Kerja
  • Two Factor Theory
Teori ini menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda yaitu motivators dan hygiene factors.
Pada teori ini ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar pekerjaan (seperti kondisi kerja, upah, keamanan, kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang lain) dan bukan dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor mencegah reaksi negatif dinamakan sebagai hygiene atau maintainance factors.
Sebaliknya kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung daripadanya seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja tinggi dinamakan motivators.
  • Value Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas dan sebaliknya. Kunci menuju kepuasan pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dengan yang diinginkan seseorang. Semakiin besar perbedaan, semakin rendah kepuasan orang.


Penyebab Kepuasan Kerja

Ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu:
  1. Pekerjaan itu sendiri (Work It self). Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
  2. Atasan (Supervision). Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
  3. Teman sekerja (Workers). Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
  4. Promosi (Promotion). Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
  5. Gaji/Upah(Pay). Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.

Hal-hal yang menunjukkan ketidakpuasan
  1. Keluar dari pekerjaan.
  2. Pasif-Agresif, misalnya: menunda pekerjaan.
  3. Kesetiaan yang pasif/diam.
  4. Bersuara, protes atau demo.
  5. Mengabaikan tugas.
  6. "Trouble Maker" yaitu toxic behaviour.

Komitmen

komitmen merupakan bagian yang terkait dengan kinerja karyawan dalam hubungannya dengan pekerjaannya. Dalam sebuah komitmen juga memiliki unsur atau komponen yang saling berhubungan. Ketika semua komponen terpenuhi maka semakin besar komitmen karyawan dalam pekerjaannya.

Komponen dalam Komitmen

Menurut Meyer, Allen & Smith (Setiawati : 2007), komitmen organisasi terdiri dari 3 komponen yaitu
  1. Komitmen kerja afektif (affective occupational commitment). Komitmen sebagai ketertarikan afektif/psikologis karyawan terhadap pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka menginginkannya.
  2. Komitmen kerja kontinuans (continuance occupational commitment). Mengarah pada perhitungan untung-rugi dalam diri karyawan sehubungan dengan keinginannya untuk tetap mempertahankan atau meninggalkan pekerjaannya. Artinya, komitmen kerja disini dianggap sebagai persepsi harga yang harus dibayar jika karyawan meninggalkan pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka membutuhkannya.
  3. Komitmen kerja normatif (normative occupational commitment). Komitmen sebagai kewajiban untuk bertahan dalam pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka merasa wajib untuk melakukannya serta didasari pada adanya keyakinan tentang apa yang benar dan berkaitan dengan moral.





Referensi :

Senin, 18 Maret 2013

Motivasi

Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata move yang artinya bergerak. Salah satu unsur dari motivasi adalah motif. Namun biasanya motif hanya didasari dengan kebutuhan dasar makhluk hidup. Motivasi hanya dimiliki oleh manusia sedangkan motif dimiliki manusia ataupun hewan. Stess yang terjadi di dalam kehidupan seseorang dapat membuat dirinya termotivasi. Dan biasanya pekerjaan yang didasari dengan motivasi akan berlangsung dengan baik dalam pencapaian tujuannya. Secara umum, Motivasi dapat diartikan sebagai proses yang berperan pada intensitas, arah dan lamanya berlangsung upaya individu ke arah pencapaian sasaran.

Teori Motivasi

A. Teori A. Maslow
Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, yaitu :
  • Kebutuhan Biologis
  • Kebutuhan Keamanan
  • Kebutuhan Sosial
  • Penghargaan/Harga diri
  • Aktualisasi Diri
Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.

Teori X dan Y (Douglas McGregor)
Mengemukakan dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut teori x empat pengandaian yag dipegang manajer, yaitu:
  • Karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja.
  • Karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
  • Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
  • Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
  • karyawan dapat memandang kerjasama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain. 
  • Orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran. 
  • Rata rata orang akan menerima tanggung jawab. 
  • Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif. 
Teori Motivasi Herzberg
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik).

Teori Kebutuhan Mc Clelland
Yang dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
  • Need for achievement (kebutuhan akan prestasi).
  • Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama dengan soscialneed-nya Maslow).
  • Need for Power (dorongan untuk mengatur).
Teori Evaluasi Kognitif
Yaitu membagi ganjaran ekstrinsik untuk perilaku intrinsik yang sebelumnya telah mendapat hadiah, maka akan cenderung mengurangi motivasi secara menyeluruh.

Teori Penetapan Sasaran (E. Locke)
Motivasi seseorang dipengaruhi oleh sasaran yang ditetapkan :
  • Sasaran yang khusus dan sulit akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi. 
  • Sasaran yang spesifik akan le bih baik.
  •  Umpan balik dari hasil kerja.
Teori Penguatan
Motivasi seseorang untuk mengulang perilaku ditentukan oleh penguatan yang diperolehnya :
  • Penguatan positif. 
Ini berarti ada pemberian tanggapan positif ketika seorang individu menunjukkan perilaku positif yang dibutuhkan. Misalnya memuji karyawan untuk datang lebih awal. Ini akan meningkatkan kemungkinan perilaku yang akan terjadi lagi. Reward adalah positif untuk memperkuat, tapi belum tentu demikian, jika dan hanya jika perilaku karyawan membaik, hadiah dapat dikatakan sebagai dorongan yang positif. Penguatan positif merangsang terjadinya perilaku.
  •  Penguatan negatif.
Ini berarti menghargai karyawan dengan menghapus konsekuensi negatif/tidak diinginkan. Baik penguatan positif dan negatif dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan/diperlukan.




Referensi :

Minggu, 10 Maret 2013

Apa Itu Psikologi Industri?

Pengertian Psikologi

Asal mula kata psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Psychology yang merupakan gabungan dari dua kata yaitu kata psyche dan kata logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Jadi secara harfiah, psikologi berati ilmu jiwa. Secara umum, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku atau kejiwaan seseorang. Psikologi sangat berkaitan erat dengan interaksi antar individu atau kelompok, karena di dalam interaksi tersebutlah pasti akan terjadi psikologi.

Psikologi Industri

Setelah mengetahui pengertian dari psikologi secara umum, selanjutnya kita bahas pengertian tentang apa itu "Psikologi Industri"? Apa pula hubungan antara psikologi dengan industri? Melihat dari artinya, yang dimaksud dengan Industri adalah suatu kegiatan yang dilakukan individu atau kelompok untuk menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai jual. Jadi, apa gunanya psikologi dalam dunia industri? Jawabannya kembali kepada pengertian dari psikologi itu sendiri. Psikologi mempelajari tentang perilaku atau tingkah laku seseorang dan di dalam sebuah industri pastinya ada sekelompok orang yang memiliki perilaku atau tingkah laku yang berbeda-beda. Disitulah alasan psikologi berkaitan erat dengan bidang Industri. Kita dapat menarik kesimpulan bahwa psikologi industri dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku yang muncul dalam dunia industri atau di dalam sebuah organisasi yang terbentuk dalam sebuah sistem.

Psikologi memang sangat diperlukan di dalam sebuah industri atau organisasi. Karena psikologi dapat digunakan untuk memahami, mempelajari, memprediksi, ataupun mengetahui karakter dari seseorang. Biasanya psikologi digunakan dalam dunia industri atu organisasi untuk menentukan orang yang tepat untuk memegang suatu jabatan atau suatu program kerja, agar tercipta keselarasan dan kecocokan di dalam sebuah organisasi atau industri.

Pembentukan Perilaku

Pada hakikatnya perilaku atau karakter manusia telah ditentukan sejak lahir secara hereditas. Namun pada akhirnya, perilaku manusia dapat berubah menurut lingkungan tempat ia tinggal. 80% perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungannya. Jika seorang anak dibesarkan di dalam lingkungan yang penuh aksi premanisme, lama-kelamaan anak tersebut akan menjadi seorang preman. Hal seperti itu bisa kita ambil contoh seperti film "Tarzan", yaitu seorang laki-laki yang dibesarkan di hutan oleh sekelompok gorilla. Setelah beranjak dewasa dia pun menunjukkan perilaku layaknya seekor gorilla. Walaupun film itu hanyalah sebuah fiktif belaka, namun kita dapat mengambil pelajaran dari film tersebut.

Individu Dalam Organisasi

Organisasi terbentuk oleh sekumpulan individu yang memiliki tujuan bersama. Dalam organisasi, setiap individu memiliki peranan masing-masing sesuai dengan jabatan atau tugas yang diembannya. Organisasi ini dibentuk secara sistematis maka dari itu jika salah satu bagian dari sistem tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya akan mengakibatkan sistem tersebut menjadi terganggu. Begitu juga halnya dengan organisasi, jika salah anggota dalam sebuah organisasi tidak dapat mengemban tugasnya dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap organisasi tersebut.

Referensi :

Minggu, 03 Maret 2013

Tips Memilih Jurusan Kuliah



Anda bingung memilih jurusan kuliah apa yang akan anda ambil?? memang sih ya, memilih jurusan kuliah itu bukan perkara yang gampang dan sepele. Banyak faktor yang harus diperhitungkan dan dipikirkan matang-matang. Mengapa tidak? Jika Anda memilih secara tergesa-gesa tanpa memperhitungkan segala aspek akan berakibat fatal mulai dari kesadaran yang terlambat bahwa jurusan yang diambil tidak sesuai dengan kepribadian sampai pada drop out (DO) atau dikeluarkannya seorang mahasiswa-mahasiswi karena dinyatakan tidak mampu mengikuti pendidikan yang diikutinya. Oleh karena itu, pemilihan jurusan sedini mungkin harus mulai dipertimbangkan. Salah pilih jurusan merupakan bencana dan kerugian yang besar bagi Anda di masa depan. Di postingan sebelumnya saya sudah menyinggung tentang ketelitian dalam memilih jurusan. Untuk postingan kali ini, saya cantumkan beberapa tips dalam memilih jurusan yang saya dapatkan dari salah satu situs. Semoga dapat bermanfaat.... 

Berikut ini adalah tips memilih jurusan kuliah di perguruan tinggi yang baik:

  • Menyesuaikan Cita-Cita, Minat dan Bakat.
Bagi anda yang telah memiliki cita-cita tertentu, maka lihatlah jurusan apa yang dapat membawa menuju profesi atau pekerjaan yang diinginkan. Janganlah memilih jurusan teknik elektro jika Anda ingin menjadi seorang dokter ahli kandungan dan jangan pula memilih jurusan sastra jawa jika bercita-cita menjadi polisi. Makanya segala sesuatu itu perlu dipertimbangkan dan dipahami benar-benar,jangan sampai anda salah jurusan karena selain membuang-buang waktu, anda juga membuang uang percuma….kan gak ada mudharatnya…benar gak?

  • Realistis
Selain menyesuaikan keinginan dan minat, Anda harus berpikir realistis. Jangan terlalu idealis. Tanpa bermaksud mendeskreditkan jurusan-jurusan tertentu, ketika Anda sangat menyukai seni berpuisi atau tertarik dengan kajian-kajian islam, Anda tidak perlu serta merta kemudian memilih jurusan sastra Indonesia atau sastra arab.

  •  Informasi
Carilah informasi sebanyak-banyaknya sebagai bahan pertimbangan anda untuk memilih jurusan. Cari dan gali informasi dari banyak sumber seperti orang tua, saudara, guru, teman, bimbel, tetangga, konsultan pendidikan, kakak kelas, teman mahasiswa, profesional, dan lain sebagainya. Jangan mudah terpengaruh dengan orang lain yang kurang menguasai informasi atau ikut-ikutan teman. Internet juga merupakan media yang tepat dan bebas untuk bertanya kepada orang-orang di dalamnya tentang apa yang ingin kita ketahui. Cari situs forum atau chating melalui messenger dengan orang yang dapat dipercaya. Semua informasi yang didapat dirangkum dan dijadikan bahan untuk membantu memilih jurusan.

  • Lokasi dan Biaya
Bagi orang yang hidup dalam ekonomi atas, memilih jurusan tidak akan menjadi masalah. Biaya yang nantinya harus ditanggung dapat diselesaikan dengan mudah baik dari pengeluaran studi, biaya hidup, lokasi tempat tinggal, dan lain sebagainya. Bagi masyarakat golongan menengah ke bawah, lokasi dan biaya merupakan masalah yang sangat diperhitungkan. Jika dana yang ada terbatas maka pilihlah lokasi kuliah yang dekat dengan tempat tinggal atau lokasi luar kota yang memiliki biaya hidup yang rendah. Pilih juga tempat kuliah yang biaya pendidikan tidak terlalu tinggi. Jika dana yang ada nanti belum mencukupi, maka carilah beasiswa, keringanan, pekerjaan paruh waktu atau sponsor. Jangan jadikan pula uang sebagai faktor penghambat masa depan anda!

  • Daya Tampung Jurusan
Perhatikan daya tampung suatu jurusan di perguruan tinggi favorit. Pada umumnya memiliki kuantitas yang terbatas dan diperebutkan oleh banyak orang. Jangan membebani diri anda dengan target untuk berkuliah di tempat tertentu dengan jurusan tertentu yang favorit. Anda bisa stres jika kehendak anda tidak terpenuhi. Buat banyak pilihan tempat kuliah beserta jurusannya.

  • Karir dan Pekerjaan
Lihatlah ke depan setelah anda lulus nanti. Apakah jurusan yang diambil nanti dapat mengantar anda untuk mendapatkan pekerjaan dan karir yang baik? Banyak jurusan-jurusan yang saat ini lulusannya menganggur tidak bekerja. Tidak hanya orang dari jurusan tertentu saja yang dapat bekerja pada suatu profesi, karena saat ini rekrutmen perusahaan dalam mencari tenaga kerja tidak melihat seseorang dari latar belakang pendidikan saja, namun juga pengalaman. Tetapi jika kompetensi, keberanian dan kemampuan anda jauh dari orang-orang normal, maka jurusan apapun yang anda ambil sah-sah saja. Persiapkanlah baik-baik diri anda mulai dari sekarang karena pada intinya anda kuliah juga karena ingin mendapatkan pekerjaan yang layak. Jangan sampai anda kuliah karna terpaksa bahkan hanya karena ikut-ikutan dan sampai salah jurusan pula…..galilah ilmu yang bermanfaat demi masa depan anda. Itu tadi tips memilih jurusan kuliahdari kami silahkan renungkan dan pertimbangkan baik-baik mengenai jurusan yang akan anda pilih….

SEMOGA SUKSES


Teliti Dalam Memilih Jurusan




Bayu semasa SMA cukup pintar di mata pelajaran akuntansi, dia pun sepertinya punya passion di akuntansi. Sayangnya saat penjurusan, orang tuanya yang seorang dokter meminta dengan sedikit memaksa bahwa Bayu harus mengambil jurusan IPA supaya kuliahnya bisa ambil jurusan kedokteran. Dengan setengah hati Bayu menuruti keinginan orang tuanya, nilai-nilai pelajaran IPA nya seperti biologi, matematika, fisika dan kimianya tidak buruk, tetapi juga ga semaksimal nilai akuntansinya semasa kelas 1 SMA.

Lulus SMA, seperti rencana orangtuanya Bayu mengambil jalur ekstensi kedokteran di salah satu Universitas Negeri di Jatim. Karena jurusan ini merupakan jurusan pilihan ortunya dan bukan dari hati Bayu sendiri, maka gimanapun hasilnya ga maksimal. Di tahun kedua perkuliahan, menyadari bahwa passion dan keinginannya bukan jadi dokter akhirnya Bayu mengambil Ujian SNMPTN kesempatan terakhir untuk masuk jurusan akuntansi di Universitas yang sama. Beruntung, Bayu bisa mencapai passing grade di akuntansi yang cukup tinggi, dan akhirnya Bayu lolos. Di akuntansi, Bayu berhasil menyelesaikan kuliahnya dalam 7 semester, tahun 2011 dia lulus , melamar kerja di beberapa perusahaan, akhirnya sekarang dia bekerja di salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia di daerah sunter sebagai auditor.

Apa yang dialami Bayu merupakan proses pembelajaran yang berakhir baik, karena dia segera menyadari bahwa passion dan keinginannya bukan menjadi dokter. Lain Bayu, lain pula Olivia sepupu saya. Pada saat memilih jurusan kuliah dia bingung karena belum tau apa yang dia mau. Dalam kebingungannya semestinya dia konsultasi dengan sahabat, orang tua atau cari-cari info sebanyak-banyaknya tentang jurusan untuk tau mana yang sesuai dengan dia. Tapi dia malah ikut-ikutan jurusan yang dipilih Riska teman sebangkunya di SMA, yaitu teknik arsitektur. Riska memang punya passion di arsitektur, ketelitiannya tinggi, bisa menggambar, punya imajinasi bagus dan modal-modal lain seorang arsitek. Sedangkan Olivia bukan tipe orang seperti Riska. Setelah diterima di arsitektur awalnya dia bangga dan senang. Namun, dalam perjalanan waktu stress nya luar biasa. Nilainya yang jelek membuatnya semakin down dan pesimis. Di tahun pertama dia sudah tidak kuat dan mengambil SPMB lagi. Karena SPMB nya gagal, mau tidak mau dia lewat jalur ekstensi yang lebih mahal, dan mengambil jurusan hukum. Sebenarnya hukum juga bukan passionnya, dia memilih jurusan hukum hanya sebagai pelarian, tapi untungnya dia masih mampu mengikuti dan sekarang sedang dalam tahap menjalani skripsi di tahun ke 4 nya sebagai mahasiswi hukum.
Yang paling dramatis adalah Romy. Dia memilih jurusan Fisika karena mengikuti pacarnya , Ulfa. Padahal Romy sama sekali ga oke di pelajaran Fisika, apalagi jika berhubungan dengan fluida, kesetimbangan, dan berbagai rumus turunan fisika yang tentu saja rumit ga jauh-jauh dari integral, diferensial dan logaritma. Sialnya si Romy lolos di SPMB ke fisika. Kenapa saya sebut sial, karena ini membuat Romy menjadi kalang kabut seperti sekarang.
Di masa-masa awal kuliah Romy putus dengan Ulfa. Jadi makin parah, sudah kuliah di bidang yang ga dia minati, sejurusan pula dengan mantan pacar. Kuliahnya makin kacau, ga ada semangat dan ga jelas. Karena nilainya jatuh semua, Romy mau ga mau harus mengulang mata kuliah tersebut, bahkan ada yang dia ulangi sampai 3 kali. Ya kalau mata kuliah tersebut di tawarkan di semester pendek, kalau tidak terpaksa dia harus menunggu mengulang di tahun depannya. Sampai sekarang Romi belum lulus, padahal ini tahun ke 7 alias terakhir dia kuliah, dosen pembimbingnya sudah mengejar dia mati-matian agar skripsinya segera selesai. Karena mau tidak mau , keterlambatan kelulusan mahasiswa berdampak ke nama baik dosen, jurusan bahkan fakultas. Bahkan kami beberapa temannya sudah menyelesaikan magister, dan dia skripsi saja masih menyusun. Untungnya dia masih punya kemauan menyelesaikan kuliah meski dengan setengah hati.
Cerita seperti Bayu, Olivia dan Romy banyak yang mengalami. Mengambil jurusan kuliah yang bukan di minati karena kemauan orang tua, saudara, ikut-ikutan pacar, teman atau asal pilih dengan informasi yang minim.

Soal memilih jurusan, sebaiknya calon mahasiswa :
  1.  Mengenali potensi diri masing-masing. Bakat menonjolnya di bidang apa, hitungan kah, analisa data kah, IT software hardware, hafalan, management, hukum, mesin, arsitek atau yang lain. Dari potensi diri, pilih beberapa alternatif jurusan yang kira-kira mengena. Saya yakin jika jurusan sesuai sama potensi , dipastikan selama kuliah ga bakal banyak stress dan malah fun belajar. Karena mengerjakan semua yang di sukai. Jangan sampai ga suka hitungan tetapi mengambil jurusan teknik, matematika, MIPA, atau akuntansi, wah bakal berabe, benci angka tapi setiap hari harus analisa dan mengolah angka. Jangan ga suka menggambar terus mengambil design interior, waduh dijamin stress.
  2. Mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang jurusan-jurusan kuliah. Bahkan sampai prospek kerja kedepannya. Dan harus tau beda per jurusan. Jangan samakan kimia dengan teknik kimia, pertanian juga yang mana yang paling diminati, ilmu tanah kah, ilmu hama, hortikultura atau lebih menyukai yang perkebunan, atau bahkan lebih berminat ke pengolahan pasca panennya, semua ada spesifikasinya sendiri-sendiri. Prospek kerja setelah lulus ini yang paling penting, karena tentunya setelah kita lulus berharap langsung kerja selain punya usaha kan. Jadi pilihlah jurusan sesuai juga dengan tempat kerja yang ingin kita raih. Ingin kerja di Pertamina ya biasanya jurusan ilmu sosial dari hukum, akuntansi, manajemen, ilmu komunikasi, administrasi sedang dari ilmu pasti ya teknik mesin, elektro, pertambangan, teknik kimia dan industri. Ingin kerja di BI ya ambil yang berhubungan dengan ekonomi, manajemen dan hukum. Ingin kerja di pupuk kaltim misalnya ya ambil yang biasanya di cari pupuk kaltim seperti teknik kimia, industri dll.
  3. Jika orang tua mengarahkan ke sini atau kesitu, pelajari dulu. Tak selamanya jurusan pilihan orang tua buruk. Mungkin orang tua punya pertimbangan terbaik untuk masa depan kita. Tapi sesuaikan juga dengan minat dan bakat kita. Diskusi lah yang matang dengan orang tua. Jika pertimbangan orang tua dirasa benar, si calon mahasiswa punya bakat disana, dan mungkin ke depannya ada prospek pekerjaan yang bagus ya ambil aja, tapi jika hati dan passion ga disana, maka jelaskan ke orang tua dengan sebaik-baiknya. Berikan alternatif sekaligus alasan kenapa memilih jurusan lain.

Setelah masalah pilih jurusan beres dan diterima kuliah, maka harus konsisten dan tanggung jawab atas pilihan kita. Sebagai mahasiswa tentu saja bertanggung jawab belajar dan menguasi materi-materi sesuai jurusannya. Dalami ilmu-ilmu itu sebaik mungkin dalam teori dan penerapannya. Saya yakin jika kita bertanggung jawab selama masa perkuliahan, menguasai materi-materi kuliah maka persaingan kerja akan kita lewati dengan mudah. Dengan kapabilitas dan kompetensi yang kita dapat semasa kuliah ditambah kemampuan argumentasi yang baik yang juga bisa diasah melalui berbagai wadah kemahasiswaan selama kuliah, tentu saja nilai jual kita di mata pencari kerja akan tinggi. Selamat memilih jurusan, selamat memasuki dunia perkuliahan menjadi orang yang dianggap dewasa dan selamat menjadi agent of exchange.

Hidup Mahasiswa !!!