Kepuasan Kerja
Kepuasan adalah cermin dari perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kepuasan erat dengan sikap dan nilai. Nilai adalah keyakinan dasar yang dimiliki individu yang menjadi dasar perilaku. Sedangkan sikap adalah pernyataan evaluatif tentang suatu objek. Komponen-komponen sikap meliputi kognitif, afektif/perasaan, dan perilaku.Hubungan sikap dengan perilaku kerja
Sikap (+), maka perilaku kerja :
- Komitmen tinggi.
- Produktivitas tinggi.
- Kepuasan kerja tinggi.
Sikap (-), maka perilaku kerja :
- Komitmen rendah.
- Produktivitas rendah.
- Kepuasan kerja rendah.
Nilai antar budaya :
- Jarak kekuasaan.
- Individualisme vs kolektifisme.
- Kuantitas hidup vs kualitas hidup.
- Orientasi ketidakpastian.
Dimensi nilai budaya menurut "Globe" :
- Kebebasan berpendapat.
- Orientasi masa depan.
- Perbedaan jenis kelamin.
- Penghindaran ketidakpastian.
- Individual vs kolektif.
- Kolektif dalam kelompok.
- Orientasi kinerja.
- Orientasi kemanusiaan.
Teori Kepuasan Kerja
Penyebab Kepuasan Kerja
Komponen dalam Komitmen
Menurut Meyer, Allen & Smith (Setiawati : 2007), komitmen organisasi terdiri dari 3 komponen yaitu
- Two Factor Theory
Teori ini menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda yaitu motivators dan hygiene factors.
Pada teori ini ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar pekerjaan (seperti kondisi kerja, upah, keamanan, kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang lain) dan bukan dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor mencegah reaksi negatif dinamakan sebagai hygiene atau maintainance factors.
Sebaliknya kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung daripadanya seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja tinggi dinamakan motivators.
Pada teori ini ketidakpuasan dihubungkan dengan kondisi disekitar pekerjaan (seperti kondisi kerja, upah, keamanan, kualitas pengawasan dan hubungan dengan orang lain) dan bukan dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor mencegah reaksi negatif dinamakan sebagai hygiene atau maintainance factors.
Sebaliknya kepuasan ditarik dari faktor yang terkait dengan pekerjaan itu sendiri atau hasil langsung daripadanya seperti sifat pekerjaan, prestasi dalam pekerjaan, peluang promosi dan kesempatan untuk pengembangan diri dan pengakuan. Karena faktor ini berkaitan dengan tingkat kepuasan kerja tinggi dinamakan motivators.
- Value Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas dan sebaliknya. Kunci menuju kepuasan pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dengan yang diinginkan seseorang. Semakiin besar perbedaan, semakin rendah kepuasan orang.
Penyebab Kepuasan Kerja
Ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu:
Hal-hal yang menunjukkan ketidakpuasan
- Pekerjaan itu sendiri (Work It self). Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja.
- Atasan (Supervision). Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya.
- Teman sekerja (Workers). Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.
- Promosi (Promotion). Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karir selama bekerja.
- Gaji/Upah(Pay). Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.
Hal-hal yang menunjukkan ketidakpuasan
- Keluar dari pekerjaan.
- Pasif-Agresif, misalnya: menunda pekerjaan.
- Kesetiaan yang pasif/diam.
- Bersuara, protes atau demo.
- Mengabaikan tugas.
- "Trouble Maker" yaitu toxic behaviour.
Komitmen
komitmen merupakan bagian yang terkait dengan kinerja karyawan dalam hubungannya dengan pekerjaannya. Dalam sebuah komitmen juga memiliki unsur atau komponen yang saling berhubungan. Ketika semua komponen terpenuhi maka semakin besar komitmen karyawan dalam pekerjaannya.Menurut Meyer, Allen & Smith (Setiawati : 2007), komitmen organisasi terdiri dari 3 komponen yaitu
- Komitmen kerja afektif (affective occupational commitment). Komitmen sebagai ketertarikan afektif/psikologis karyawan terhadap pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka menginginkannya.
- Komitmen kerja kontinuans (continuance occupational commitment). Mengarah pada perhitungan untung-rugi dalam diri karyawan sehubungan dengan keinginannya untuk tetap mempertahankan atau meninggalkan pekerjaannya. Artinya, komitmen kerja disini dianggap sebagai persepsi harga yang harus dibayar jika karyawan meninggalkan pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka membutuhkannya.
- Komitmen kerja normatif (normative occupational commitment). Komitmen sebagai kewajiban untuk bertahan dalam pekerjaannya. Komitmen ini menyebabkan karyawan bertahan pada suatu pekerjaan karena mereka merasa wajib untuk melakukannya serta didasari pada adanya keyakinan tentang apa yang benar dan berkaitan dengan moral.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar