Senin, 29 April 2013

Antara Kepemimpinan dan Pemimpin

Apa sih yang dimaksud kepemimpinan? Bagaimana pula seseorang bisa dikatakan seorang pemimpin? Sebelum kita jawab pertanyaan tersebut, baiknya kita cari tahu dulu pengertian dari dua buah kata tersebut.

Kepemimpinan

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.

Ada juga definisi kepemimpinan menurut beberapa tokoh :

Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Gaya-gaya kepemimpinan :

  1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
  1. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
  1. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.


Definisi/Pengertian Pemimpin

Setiap manusia pada hakikatnya adalah seorang pemimpin, minimal pemimpin bagi dirinya sendiri. Manusia sebagai pemimpin atau khalifah di bumi sesuai dengan ayat Al-Quran surat Al-Baqarah/2 ayat: 30-33


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلُُ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ {30} وَعَلَّمَ ءَادَمَ الأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلاَئِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَآءِ هَؤُلآءِ إِن كُنتُم صَادِقِينَ {31} قَالُوا سُبْحَانَكَ لاَ عِلْمَ لَنَآ إِلاَّ مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ {32} قَالَ يَآءَادَمُ أَنبِئْهُم بِأَسْمَآئِهِمْ فَلَمَّآ أَنبَأَهُمْ بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ {33}



ARTINYA :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.” Mereka berkata : “Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku me-ngetahui apa yang tidak Engkau ketahui.” Dia mengajar kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian memaparkannya kepada para malaikat, lalu berfirman : “Sebutkanlah kepadaKu nama-nama benda itu, jika kamu ‘orang-orang’ yang benar.” Mereka berkata : “Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” Allah berfirman : “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini !” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman : “Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan kamu sembunyikan?”

Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".

Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).

Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
  • Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
  • Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.
  • Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
  • Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Berikut adalah lima cara yang mendasar untuk menjadi seorang pemimpin hebat menurut seorang penulis bernamaVictorino Q. Abrugar :
  1. Jadilah Hebat (Great) bukan sekedar baik (Good). Ada ungkapan mengatakan, “Pemimpin besar/hebat, membuat perbedaan”. Berbeda disini bukan berarti kalau pemimpin lain buruanda harus menjadi baik atau sebaliknya, kalau pemimpn lain baik anda lalu menjadi buruk. Berbeda disini berarti bahwa entah pemimpin lain baik atau buruk Anda harus menjadi pemimpin yang hebat (great). Dan Anda harus tetap hebat sepanjang waktu. Kepemimpinan adalah sebuah transformasi dari yang baik (good) menjadi besar/hebat (great), dari biasa menjadi luar biasa dan bahkan dari normal ke supranormal. Seorang pemimpin dapat mengubah dari baik (good) menjadi besar (besar) dengan berbagai cara berikut ini : berikut:. Dari penerima menjadi pemberi. Dari yang dilayani menjadi yang melayani. Dari pemikir menjadi pengambil keputusan. Dari membayangkan menjadi menciptakan. Dari kompetitif menjadi kooperatif. Dari reaktif menjadi proaktif. Dari hanya tepat waktu (timely) menjadi abadi (timeless). Dari hanya sekedar membangun sistem pengorganisasian yang baik menjadi merancang nilai-nilai dan prinsip-prinsip. Dari hanya merekrut pekerja menjadi merekrut oaring-orang kunci. Dari material menjadi spiritual. Dari memerintah menjadi teladan hidup. Dari mengendalikan orang menjadi mengendalikan diri. Dari tradisi menuju inovasi.
  2. Jadilah seperti matahari. Matahari adalah pusat tata surya. Planet-planet di gugusan tatasurya mengelilingi Matahari dan bergerak disekitar matahari. Yang menarik dari analogi ini adalah matahrai dan palnet-plenet pengikutnya bergerak bersama dalam irama yang harmoni. Analogi ini mengajarkan sesuatu kepada kita bahwa sebuah tim akan menjadi tim yang harmonis dan bergerak bersama kalau ada pemimpin yang kompeten dan bisa diteladani. Itu berarti pula seorang pemimpin harus menjadi inspirator dan penggerak sekaligus. Ia memberdayakan pengikutnya sehingga mereka akhirnya mampu bertumbuh kearah potensi maksimal mereka. Selain itu matahari dengan panasnya juga menjadi sumber penghidupan di jagad raya ini. Ini mengindikasikan seorang pemimpin haruslah juga memperhatikan kehidupan anak buahnya. Ia tidak segan menolong ketika anak buahnya membutuhkan pertolongan. John Maxwell mengingatkan bahwa perhatian seorang pemimpin berbanding lurus dengan loyalitas anak buahnya. Maxwell mengajarkan, “Kalau mau tanganya (loyalitas) sentuh dulu hatinya (perduli dulu).”
  3. Tanamlah pohon bukan rumput. Apa bedanya pohon dengan rumput ? Pohon lama tumbuh tapi lama pula mati (bahkan mungkin abadi karena biji yang jatuh dari pohon itu akan terus tumbuh dan menduplikasi diri). Rumput sebaliknya, cepat tumbuh tapi cepat pula layu. Analogi ini ingin mengajarkan bahwa seorang pemimpin hebat haruslah menciptakan sesuatu yang bersifat tahan lama atau malahan kekal, bukan sesuatu yang temporer. Pemimpin hebat membangun segala sesuatu diatas batu karang bukan pasir. Pemimpin yang buruk selalu berusah cepat “mendapatkan hasil”, tidak perduli entah bagaimana caranya, namun pemimpn hebat tidak demikian. Ia menyadari perlunya proses dalam segala sesuatu. Ia tidak suka “mengkarbit” sesuatu. Ada beberapa contoh bisa disebutkan. Pemimpin perusahaan yang mendorong anak buahnya untuk mencari profit sebesar-besarnya bahkan kaau perlu dengan mencurangi costumer, jelas merupakan contoh pemimpin yang buruk. Pemimpin jenis ini mau serba instan. Atau pemimpin agama yang menggunakan “ancaman ayat-ayat suci“ kepada orang lain agar mau memeluk agama yang dianutnya, jelas contoh lain lagi dari pemimpin yang buruk. Sukses yang dicapai noleh pemimpin tipe rumput itu tidak akan bertahan lama. Secepat kilat melejit, sekejap mata menghilang! Sebaliknya, pemimpin tipe pohon yang bersedia sabar mengikuti proses dengan seksama malahan akan menuai hasil yang lebih baik dan lebih langgeng. Pemimpin tipe ini tidak menerapkan trik tapi prinsip, tidak mengakali tapi mengedukasi, tidak buru-buru tapi sabar.
  4. Berjalan seperti burung merpati berpikir seperti ular. Kitab suci memberi banyak petunjuk dalam hal kepemimpinan. Seorang pemimpin tidak hanya membutuhkan kemampuan intelektual yang mumpuni tetapi juga harus memiliki kerendahan hati dan kesederhanaan. Atau meminjam ayat kitab suci diatas, seorang pemimpin harus berpikir secerdik ular namun sekaligus harus bertindak setulus dan sesederhana layaknya merpati. Kombinasi dari intelektualitas yang tinggi (termasuk di dalamnya keahlian professional) dan kerendahatian yang dalam menjadi jaminan seseorang bisa sampai ke puncak tangga kepemimpinan. Paling tidak hal ini diyakini oleh Jim Collin dalam teori “Five level Leadership-nya”.
  5. Jadilah pengikut dari Allah yang Maha Besar. Pemimpin hebat mematuhi dan hidup menurut hukum Allah, sementara pemimpin buruk memimpin dengan hikmatnya sendiri. Dengan mengikuti hukum-hukum Allah yang kekal, maka seorang pemimpin akan menerapkan prinsip-prinsip yang tidak akan bertentangan dengan moralitas. Dan yang yang pasti, hukum-hukum Allah itu selalu benar dan bersifat universal. Dengan demikian ketika pemimpin hebat menerapkan hukum-hukum itu dalam kepemimpinanya, ia sedang menghadirkan “Kerajaan Allah” dalam realitas Kerajaan dunia yang jahat dan gelap ini.






Referensi : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar